Rabu, 31 Agustus 2011

Arti Persahabatan


Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??
MEREKALAH SAHABATMU
Hargai dan peliharalah selalu persahabatanmu
J.V.Popana

Selasa, 30 Agustus 2011

Cerita Cinta

Alkisah, di suatu pulau kecil tinggallah berbagai benda abstrak ada CINTA, kesedihan, kegembiraan, kekayaan, kecantikan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu.

Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik membasahi kakinya.

Tak lama CINTA melihat kekayaan sedang mengayuh perahu, teriak Cinta :“Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!,”  Jawab kekayaan“Aduh! Maaf, CINTA!, Aku tak dapat membawamu serta nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.” Lalu kekayaan cepat-cepat pergi mengayuh perahunya. CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. Cinta berteriak minta tolong “Kegembiraan! Tolong aku!,” . Namun kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak dapat mendengar teriakan CINTA. Air semakin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik.

Tak lama kemudian lewatlah kecantikan  dan Cinta kembali berteriak minta tolong “Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!,”  sahut Kecantikan “Wah, CINTA kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu pergi. Nanti kau mengotori perahuku yang indah ini,”  CINTA sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat kesedihan, dan Cinta berkata kepadanya “Oh kesedihan, bawahlah aku bersamamu!,” jawab Kesedihan. “Maaf CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..,” sambil terus mengayuh perahunya. CINTApun  putus asa.

Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara  yang berkata “CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!” CINTA menoleh ke arah suara itu dan cepat-cepat naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, CINTA turun dan perahu itu langsung pergi lagi. Pada saat itu barulah CINTA sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa yang menolongnya. CINTA segera bertanya pada penduduk pulau itu. Siapa yang menolong aku tadi?? Jawab penduduk “Yang kamu tadi adalah WAKTU,”  kata Cinta“Tapi, mengapa ia menyelamatkan aku? Aku tidak mengenalinya. Bahkan teman-temanku yang mengenalku pun enggan menolong aku ” tanya CINTA heran “Jawab Penduduk “ Sebab
HANYA WAKTULAH YANG TAHU BERAPA NILAI SESUNGGUHNYA DARI CINTA ITU

Tulang Rusuk yang Hilang


Seorang wanita menanyakan kepada kekasihnya, “yang paling kamu cintai di dunia ini siapa?”
“Kamu Dong!!!” balas sang kekasih dengan cepat. “Menurut kamu, aku ini siapa?” sambil berpikir sejenak kekasihnya menjawab sambil menatap mata dengan lembut kemudian menjawab, “Kamu tulang rusukku.”
“Ketika Tuhan melihat Adam kesepian, dengan diam-diam pada saat Adam tertidur dengan pulas, Dia mengambil tulang rusuk Adam dan diciptakan Hawa”
“Saat ini semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang… dan saat menemukan wanita untuknya, dia tidak lagi merasakan sakit hati…”

Setelah Menikah, pasangan itu mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat.
Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang ada. Hiduop mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat merekan mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar… dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Sampai pada suatu hari akhir dari sebuah pertengkaran, wanitanya lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalam, dia berteriak, “Kamu tidak mencintai ku lagi!”

Pria itu sangat membenci dengan ketidak-dewasaaan yang ditunjukan wanitanya dan dengan spontan membalasnya,
“Aku menyesal kita menikah! Ternyata, Kamu bukan tulang rusukku!!!”
Terdiam dan berdiri terpaku wanita itu mendengar kekasihnya mengucapkan kata-kata seperti itu.
Kekasihnya sadar dan menyesal dengan apa yang sudah diucapkannya, tetapi seperti air yang sudah tumpah dan tidak mungkin diambil kembali. Dengan berlinang air mata, wanita tersebut kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulung rusukmu biarkan aku pergi”

Lima tahun berlalu…
Pria itu tidak menikah lagi, tetapi berusaha tahu akan kehidupan wanitanya. Wanita itu pernah keluar negeri tetapi sudah kembali lagi. Dia pernah menikah dengan seorang asing dan kemudian bercerai. Pria itu kecewa karena wanita itu tidak menunggunya kembali. Dan ditengah malam yangsunyi dia meminum kopinya dan merasakan sakit di hatinya. Tetapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukannya.

Suatu hari…mereka akhirnya bertemu…di airport, tempat dimana bayak terjadi pertemuan dan perpisahan.
Mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas. “Apa kabar mu?”
“Baik…apakah kamu sudah menemukan tulang rusuk mu yang hilang?” “Belum..” “Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikutnya” “Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalo kamu sempat. Kamu tahu nomor telpon kita, tidak ada yang berubah” Wanita itu tersenyum manis, lalu berlalu. “Bye…”

Seminggu kemudian dia mendengar bahwa wanitanya adalah salah satu korban Menara WTC. Malam itu…sekali lagi pria itu mereguk kopinya… dan kembali merasakan sakit dihatinya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena wanitanya,
tulang rukuknya sendiri yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”